Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah teladan terbaik dalam segala hal dalam kehidupan kita, termasuk dalam hal berkomunikasi. Salah satu kisah komunikasi Nabi yang bisa kita ambil pelajaran adalah komunikasi beliau dengan Shafiyah bintu Huyai. Shafiyah telah kehilangan ayah, suami, saudara dan karib kerabatnya dalam perang Khaibar. Hal ini menimbulkan kebencian dalam hati Shafiyah terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Walau demikian, sikap ini tidak berlangsung lama karena komunikasi yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengubah kebencian tersebut menjadi cinta dan kasih sayang. Shafiyah mengisahkan perubahan sikapnya ini dengan berkata: Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan alasan sikapnya (memerangi ayah, suami dan saudara Shafiyah) dengan berkata" sejatinya kaummu telah berbuat demikian dan demikian. Beliau menjelaskan alasan sikapnya hingga tuntas sehingga tidaklah aku bangkit dari tempat dudukku melainkan tiada seorangpun yang lebih aku cintai daripada Beliau"
Dari kisah tersebut, dapat kita ambil beberapa pelajaran tentang kunci kesuksesan komunikasi Nabi shallallahu alaihi wa sallam antara lain:
1. Kerendahan hati dan sikap Nabi shallallahu alaihi wa sallam
Tampak jelas dari kisah di atas bahwa Nabi memiliki kerendahan hati dan sikapnya yang begitu luhur. Sebagai pemimpin pasukan yang memenangi peperangan, beliau tidak membusungkan dada dan berkata kasarkepada Shafiyah. Justru Beliau menampakkan sikap santun dan tawadhu dengan memberikan penjelasan terperinci tentang alasan Beliau melakukan peperangan. Tiada makian, hardikan, atau kata-kata yang mengesankankan kebencian, tapi yang tercermin adalah kesantunan dan kebaikan Beliau yang akhirnya meluluhkan hati Shafiyah
2. Keuletan dan kesabaran dalam komunikasi
Beliau benar-benar sabar dalam menjalankan komunikasinya. Hal ini tercermin dari penuturan Shafiyah:" Beliau terus menerus tanpa lelah menjelaskan kepadaku alasan-alasannya berperang. Beliau berkata: Sejatinya ayahmu menghasut orang-orang Arab untuk memerangiku. Sebagaimana ayahmu juga telah berbuat ini dan itu. Hingga akhirnya kebencian itu benar-benar sirna dari diriku."
3. Beliau memuliakan Shafiyah
Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah memuliakan Shafiyah dengan menjadikannya sebagai tawanan bagi diri Beliau padahal sebelumnya Shafiyah telah menjadi tawanan sahabat Dihyah al Kalbi. Nabi telah menebus Shafiyah dengan memberikan tujuh orang budak kepada sahabat Dihyah yang menjadikan Shafiyah merasa tersanjung. Shafiyah merasa bahwa ia lebih berharga daripada tujuh orang budak tawanan perang lainnya. Bahkan ia lebih tersanjung lagi karena mengetahui keinginan Nabi untuk menikahinya.
Komunikasi cerdas yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah terbukti efektif dalam menguraikan permasalahan yang sangat berat dalam kehidupan kita, termasuk dalam kehidupan berumah tangga. Dan Beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah sebaik-baik contoh untuk diri kita insyaAllah.
Sumber: Majalah Al Furqon edisi 10 tahun 14 (157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar