Entri yang Diunggulkan

Bertaubatlah...Sungguh Allah Maha Pengampun dan Penerima Taubat

Tulisan ini sengaja saya buat sebagai nasehat untuk diri saya pribadi. Di kemudian hari ketika kelak saya kembali membuka lembaran blog ini,...

Senin, 25 April 2016

Kerempongan ibu rumah tangga

Kerempongan Ibu Rumah Tangga

Hari ini saya ingin menceritakan sedikit tentang aktivitas harian di rumah tadi. Kesibukan aktivitas seorang ibu dengan dua orang anak yang masih kecil. Mungkin belum seberapa dibanding ibu-ibu yang punya 3 orang anak atau lebih, tapi cukuplah menjadi sharing saja buat ibu-ibu lainnya.

Hari ini ziyad anak pertamaku demam. Seperti biasa diawali karena main air kelamaan saat mandi. Sudah langganan memang. Tapi sejak melahirkan anak kedua, perilaku ziyad semakin manja dan maunya ditemani sama ummi terus. Padahal adiknya juga terkadang menangis karena minta nenen. Setiap kali tidur, ziyad selalu gelisah. Sedikit-sedikit bangun dan maunya diayun sama ummi. Akhirnya, pekerjaan rumah tidak ada yang terurus. Pakaian kotor masih menumpuk, rumah berantakan, tumpukan piring kotor belum tersentuh dan adiknya pun mulai rewel karena kepanasan. Subhanallah. Mungkin hal ini seringkali menimpa ibu/ummahat dimana saja berada. Saya sempat frustasi/ stres karena kondisi seperti ini. Terbentur antara mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga. Semuanya harus diselesaikan. Tapi pada saat seperti inilah kesabaran seorang ibu diuji. Bagaimana ia dengan segudang aktivitasnya dapat mengatur (manage) emosi yang setiap saat bisa meledak. Hal inilah yang sering saya rasakan. Alhamdulillah ala kulli hal. Mungkin disinilah cobaan seorang ibu. Karena pahalanya juga amat besar. Maka iming-iming pahala inilah yang paling sering memotivasi saya untuk tetap sabar dengan kondisi ribet seperti ini. Saya yakinkan diri bahwa Allah pasti menginginkan kebaikan dengan memberikan kondisi rempong bagi ibu-ibu ketika mengurus anak-anak. Semua pasti akan berbuah pahala jika kita ikhlas. Bukankah hidup ini memang dipenuhi dengan ujian? Dan setiap orang juga memiliki ujiannya masing-masing? Maka kunci selanjutnya adalah bersyukur atas kondisi ini karenai dibalik kerempongan itu semua, akan ada kenikmatan tersendiri ketika melihat anak-anak kelak tumbuh menjadi anak sholeh/sholehah dan menjadi amal jariyah ketika kita telah meninggalkan dunia ini. Semoga yang sedikit ini bermanfaat dan menjadi pengingat bagi diri saya pribadi dan pembaca sekalian. 

18 april 2016 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar