Entri yang Diunggulkan

Bertaubatlah...Sungguh Allah Maha Pengampun dan Penerima Taubat

Tulisan ini sengaja saya buat sebagai nasehat untuk diri saya pribadi. Di kemudian hari ketika kelak saya kembali membuka lembaran blog ini,...

Selasa, 06 Maret 2018

Hujan: sebuah perenungan atas rezki

Bismillah. Hari ini saya melakukan perjalanan ke puskesmas.  Seperti biasa perjalanan selalu membawa banyak pelajaran dan hikmah di balik setiap episodenya. Setiap kali saya ke puskesmas, banyak hal yang saya renungkan.  Tentang kehidupan, tentang dunia, tentang kematian dan juga masa depan akhirat yang kekal. Mungkin karena terkadang masih ada perasaan berat setiap kali akan meninggalkan rumah untuk menjalankan tugas negara.  Berat karena harus meninggalkan anak anak dan keluarga yang membutuhkan perhatian dari saya. Tapi, hati harus selalu siap dengan konsekuensi dari sebuah pilihan.
Terkadang saya mencari-cari alasan untuk menenangkan diri. Di momen ketika melakukan perjalanan inilah saya senantiasa menata hati untuk ikhlas dalam bekerja. Karena ini adalah jalan yang saya pilih dan profesi yang menjadi bagian dari hidupku. Positive thinking selalu saya kedepankan kembali ketika rasa malas datang menggoda.
Saya melihat awan yang cerah dan tidak mendung seperti biasanya. Musim hujan belum lalu tapi ternyata awan cerah alhamdulillah masih bisa saya rasakan dalam perjalanan ini.
Perenungan kali ini saya melihat setiap orang yang ada di jalan.  Mereka semua beraktivitas sesuai dengan pekerjaan dan kesibukan hariannya masing-masing.  Tak ada yang merasa sedih dan marah karena semua bersemangat dalam menjemput rezekinya.  Mereka beraktivitas dengan ikhlas dan tanpa keluhan. Layaknya bumi yang tak pernah mengeluh ketika hujan turun, karena hujan tersebut adalah rezki yang tak ternilai harganya.  Hujan yang merata dan menjadi rezki bagi setiap makhluk baik yang meminta maupun tidak memintanya. Begitupun manusia yang selalu berusaha dan bertawakkal. Mereka akan dengan senang hati menerima rezki yang diberikan oleh RabbNya tanpa banyak mengeluh dan merasa susah. Rezki yang terkadang datang tanpa kita minta ataukah memang kita memintanya secara khusus.
Asalkan ikhlas dalam bekerja,  maka semua akan terasa mudah. Tanpa kita minta saja,  Allah selalu memberikan rezki yang tidak terhitung banyaknya.  Apatah lagi ketika kita dengan sungguh sungguh berdoa di setiap sujud kita. Ketika menghadapNya, kita senantiasa memohon rezki yang terbaik.  Hujan saja turun kepada setiap tempat tanpa diminta, maka Allah pun juga memberikan nikmatNya kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka,  tak ada gunanya mengeluh atas setiap takdir yang terjadi, tapi justru sebaliknya, kita harus banyak bersyukur atas segala nikmatNya.
Hal inilah yang membuat saya kembali bersemangat dalam bekerja. Menjalani profesi yang banyak diidam-idamkan oleh orang banyak. Profesi yang banyak diincar dan menjadi favorit pendaftaran di universitas. Profesi yang kata orang begitu mulia karena memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi. Profesi yang memang dari dulu selalu saya impikan.  Walaupun setelah menikah dan memiliki anak, momen bersama anak senantiasa saya rindukan dibandingkan harus berkutat kembali dengan aktivitas profesi yang menyita banyak  waktu, tenaga dan pikiran.
Tapi,  setelah merenungkan setiap yang terjadi pasti ada hikmahnya. Begitupun apa yang menjadi takdir saya sebagai seorang dokter.  Ini adalah sebuah ketentuan yang sudah menjadi takdir. Pasti Allah menginginkan kebaikan dari apa yang diberikan kepada hambaNya. Harus bersyukur dan bersabar ketika kesulitan dan rasa malas datang menerpa. Banyak orang yang ingin menjalani profesi ini tapi Allah justru memilih diri yang lemah ini. Pasti Allah menilai bahwa saya mampu untuk melewatinya dengan izin dari Nya.  La HauLa walaa quwwata illa billah.
Jalani semua aktivitas dengan ikhlas dan sabar. Berdoalah,  lalu berusaha dan bertawakkal, insyaAllah akan ada kemudahan dalam setiap pekerjaan yang kita jalani.

#RumbelMenulis
#IPSulawesi
#ChallengeMaret
#Hujan

1 komentar: