Entri yang Diunggulkan

Bertaubatlah...Sungguh Allah Maha Pengampun dan Penerima Taubat

Tulisan ini sengaja saya buat sebagai nasehat untuk diri saya pribadi. Di kemudian hari ketika kelak saya kembali membuka lembaran blog ini,...

Jumat, 23 Juni 2017

Aliran rasa game level 1 tantangan 10 hari kuliah bunsay

Aliran rasa "Komunikasi produktif"

Belajar adalah proses seumur hidup
Takkan selesai dalam satu waktu

Komunikasi produktif pun demikian
Memerlukan proses panjang
Mempelajari dan mengamalkan

Dengan usaha, doa dan sabar
Ia akan menjadi buah yang manis
Dalam menciptakan keluarga penuh berkah

Proses perjuangan seorang ibu
Untuk menjadi kebanggaan keluarga
Menjadi ibu profesional
Semoga dimudahkan, insyaAllah


#NuraeniAhmadGasim
#AliranRasa
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst


Senin, 12 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang komunikasi produktif IIP #day10

Bismillah, hari ini kembali emosi saya di uji ketika ziyad menangis karena kondisinya rewel akibat mengantuk. Hal ini memang paling sering terjadi.
Kejadiannya tadi pas magrib  ziyad lagi main main sama saya. Tiba tiba tanpa disengaja kepalanya membentur bagian lengan kursi yang saya duduki pas sedang asyik asyiknya bermain.
Maka menangis lah dia karena kesakitan,hehehe. Dia juga marah kepada saya karena menyangka bahwa kepalanya terbentur karena ummi nya tidak perhatikan dia saat bermain. Padahal saya ada di depannya pas kejadian. Hanya saja ini semacam insiden kecil yang tidak disangka kejadiannya karena tiba tiba kejedot sendiri karena keasyikan bermainnya.
Tangisannya tak mau reda. Dia terus meraung raung. Tapi alhamdulillah saya yang sempat mau emosi cepat menyadari kondisinya. Dia memang belum tidur siang dan pasti sekarang sudah ngantuk. Jadi dia rewel selain karena kesakitan,juga karena anaknya sudah mengantuk.Hehehe.
"Sudah,sudah.nak. kan ziyad sendiri yang kasi kena,bukan ummi yang kasi kena kursi nya"
Dia tetap menangis
"Sabarki nak,sakit memang itu "
Masih tetap nangis.
Akhirnya saya biarkan dia menyelesaikan emosinya. Setelah beberapa menit saya diamkan tapi tetap memperhatikan tindak tanduknya, dia pun diam.
"Sudah?"
Dia mengangguk tanda sudah reda.
"Begitu memang kalau kena kursi nak,pasti sakit,tapi ziyad yang sabar ya. Kan anak sholeh"
Diapun diam dan mendengar kata kataku. Lalu melanjutkan bermainnya.
Alhamdulillah poin mengendalikan emosi ini memang gampang susah tapi insyaallah dengan latihan yang konsisten sambil memahami kondisi anak maka lama kelamaan kita akan terbiasa dengan kondisi serumit bagaimana pun. Semoga kita semua di mudahkan untuk tetap konsisten dan disiplin demi kebaikan anak kita agar menjadi generasi yang hebat di masa depan. Allahumma aamiin.
#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Minggu, 11 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang komunikasi produktif IIP #day9

Bismillah, hari ini tantangannya yaitu poin bisa. Saya ingin menanamkan kepada ziyad bahwa insyaallah dia bisa jadi hafidz. Begini percakapan saya dengannya tadi pagi pas lagi sarapan
"Ziyad,habis makan,kita murojaah ya"
"Iya.ummi"
"Ziyad, kalau kita menghapal al Quran, Allah akan sayang sama ziyad, insyaallah kamu bisa nak"
"Iya ummi"
"Aamiin"
Lalu setelahnya dia pun murojaah hapalan alfatihah-an nashr. Alhamdulillah hari ini ziyad bersikap baik dan nurut apa kata ummi.
Masalah penggunaan gadget kemarin pun sudah teratasi dengan perjanjian saya dengan ziyad bahwa dia hanya boleh nonton di waktu waktu tertentu dan harus minta izin sebelum memakai hp ummi.Semoga kedepannya penggunaan gadget ini bisa diminimalisir dan lebih fokus untuk belajar Al Qur an.
allahumma aamiin
#level1
#day9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 10 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang komunikasi produktif IIP #day8

Bismillah, ziyad hari ini alhamdulillah bersikap baik. Dia nurut apa yang saya sampaikan. Saya suruh mandi,dia laksanakan. Saya suruh mengaji dan murojaah hapalan, dia murojaah. Dia dengan.senang hati melaksanakan tugas yang Saya berikan seperti membersihkan mainan yang berantakan dengan baik. Hanya saja, dibalik itu semua,ternyata ada motif tersembunyi. Dia melakukan semua itu karena.mau.menonton film kesayangannya upin ipin.
"Ummi,minta hp ta,nonton upin ipin"
"Tidak boleh di` nak, anak sholeh tidak boleh terlalu sering nonton"
"Sebentar ji ummi, satu kali saja"
Saya hanya diam
"Iii ummi, sudah ma mandi, makan dan mengaji" katanya merengut.
Ya Allah, saya pun tidak habis pikir kenapa dia termotivasi karena itu. Ini adalah bahan introspeksi bagi diriku. Karena selama ini, saya sudah membiasakan dia nonton jika saya sibuk dan tidak bisa menemani bermain. Terkadang saya juga menjadikan gadget sebagai hadiah jika telah melaksanakan sesuatu seperti membersihkan mainan, atau selesai makan/mandi seperti yang tadi terjadi. Akhirnya sekarang begitu sulit menghilangkan kebiasaannya ini.
Tadi pagi,kembali dia minta nonton. Tapi tidak saya beri kan. Dia terus membujuk dan meminta hp. Tapi saya tetap teguh tidak memberikan nya. Akhirnya dia menyerah dan pergi bermain di halaman.
Pas magrib,kembali dia berulah. Mengambil hp tanpa sepengetahuan saya. Sayapun mencari hp dan ternyata diambil sama ziyad.
"Ziyad,hp nya ummi nak, tidak boleh begitu,ambil hp tidak minta izin sama ummi"
"Mauka nonton ummi"
"Tidak boleh di nak,nanti ada waktunya ziyad nonton,sekarang bukan waktunya nak"
"Pergi sholat dulu ya di masjid"
Dia belum beranjak. Tapi dengan sedikit bujukan,akhirnya dia mau pergi juga.
Betul betul tantangan gadget ini bikin saya geleng geleng kepala. Soalnya anak anak juga sudah sering melihat saya menggunakan hp dan tidak mungkin gadget ini dihilangkan sama sekali. Akhirnya saya hanya bisa mengatur  waktu penggunaan  gadget dengan dikomunikasikan kepada anak.
Semoga kedepannya ziyad tetap bisa menggunakan gadget tapi dengan pengawasan dan diatur waktunya karena mereka adalah anak anak yang lahir dimasa perkembangan gadget yang sangat pesat. Sisa kitalah orang tua yang mengontrol dan.mengatur agar.mereka.bisa diarahkan ke pemakaian yang bertujuan edukasi.
#level1
#day8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 08 Juni 2017

Tantangan 10 hari komunikasi produktif kuliah bunda sayang IIP #day7

Bismillah. Hari ini saya ingin menceritakan tentang nusaibah. Memang tidak seperti ziyad yang sudah terbiasa berkomunikasi verbal dengan saya, nusaibah yang baru berumur 1 tahun 3 bulan belum terbiasa diajak komunikasi verbal tapi kebanyakan ke non verbal saja.
Nusaibah anak yang aktif dan tidak mau diam. Dia selalu bermain apa saja yang ada didekatnya dan tidak rewel kecuali alasan ngantuk, lapar, atau mungkin pada saat sedang tidak enak badan/sakit.
Hal ini sebenarnya saya sadari, tapi lagi lagi karena banyak hal,misalnya kesibukan,terkadang saya lupa bahwa ketika dia rewel, pasti ada sebabnya. Misal kejadian pagi ini.
Nusaibah seperti biasa sudah mandi,makan dan saya ajak bermain dengan berbagai mainan yang ada dirumah seperti boneka, puzzle bahkan bedak dan alat dapur terkadang saya berikan jika bosan dengan mainan biasa.
Tadi pas main, saya tinggal sebentar untuk ke dapur,dia langsung menangis. Lalu berulang ketika kakaknya mau dicebok dan saya tinggalkan kembali,dia nangis lagi. Saya ke wc untuk bawakan abinya sabun yang kebetulan stok lagi habis,dia.nangis lagi. Intinya dia tidak mau ditinggal dan.lengket terus sama saya.
Saya berusaha sabar dan mengendalikan emosi. Walau dalam hati menggerutu juga karena kerewelannya. Saya sebenarnya bertanya dalam hati,kenapa sih ini anak. Tadi sudah makan, sudah pup, badannya tidak hangat atau sakit, jadi rewel karena apa??
Akhirnya saya coba memberi asi. Ternyata tak lama kemudian,dia pun tertidur pulas. Ya Allah,ternyata ini toh penyebabnya. Saya kira dia belum ngantuk karena baru beberapa jam yang lalu bangun tidur. Ternyata dia mungkin masih mau tidur setelah bangun tadi karena tadi.malam memang tidur jam 11 malam,hehehe.
Masya Allah,ternyata mengendalikan emosi ini memang harus selalu dilatih dan dipaksakan ya. Soalnya anak anak kecil terkadang tidak mampu mengungkapkan keinginannya secara verbal dan hanya non.verbal saja sehingga kita yang harus pandai pandai dalam memahami dan.mengendalikan diri agar.masalah tidak.bertambah dengan masalah baru. Semoga kedepannya semua ibu dimanapun berada tidak pernah berhenti belajar jadi ibu yang lebih baik dengan komunikasi yang baik.
#level1
#day7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tantangan 10 hari komunikasi produktif kuliah bunda sayang IIP #day6

Bismillah, anak anak memang paling tidak jelas dan susah dimengerti pas lagi kondisi ngantuk atau lapar. Hal ini yang terjadi pada ziyad dan.nusaibah kalau lagi banyak maunya dan tidak jelas. Kenyataannya mereka lagi lapar atau ngantuk tapi minta nya macam macam sampai saya sendiri pusing mau diapain ini anak anak. Disitulah emosi dan kebingungan bercampur aduk.hehehe.
Ceritanya kemarin waktu pulang kampung ke neneknya, ziyad tertidur di.mobil. kamipun tiba pas hujan hujan. Sayapun memutuskan untuk menurunkan nusaibah dulu agar tidak kehujanan baru nanti menyusul ziyad yang masih tertidur.
Pada saat saya sedang turun dari.mobil dan.segera ke.dalam rumah,tau tau ziyad didalam mobil terbangun dan.menangis. Dia teriak teriak tidak jelas dan mau diturunkan dari mobil. Saya pun menyerahkan nusaibah ke abinya dan berusaha menenangkan ziyad. Tapi apa yang terjadi? Ziyad tidak mau diam dan terus menangis sekencang kencang nya. Saya berusaha membujuk nya dengan kata kata yang lembut.
"Nak, kita sudah sampai ini. Tadi bilang mau ke nenek.Ini sudah disini" kataku berusaha dengan sikap tenang
Tapi ziyad tidak berkata apa apa dan terus menangis,mengamuk dan tidak.mau diam. Karena kondisinya kami tiba tengah malam,maka sayapun agak.memaksa agar dia diam.
"Ziyad,tengah malam ini.nak, sudah, jangan menangis lagi, kita masuk ke.rumah nenek ya"
"Tidak mau."dia menjawab dengan teriakan keras dan tetap tidak.mau diam.
Perasaan ku jadi emosi dan akhirnya saya mengancam ziyad lagi :(
"Kalau ziyad tetap nangis, tidak usah masuk rumah saja, ummi mau masuk sekarang"
Tangisannya pun menjadi. Astagfirullah,saya gagal lagi mengendalikan emosi. Padahal sang kakak hanya rewel karena bangun mendadak dari tidurnya dan merasa ditinggalkan sendiri dimobil. Saya yang tidak mampu menenangkan diri nya dan justru tersulut emosi sendiri.
Akhirnya saya biarkan dia meluapkan dulu emosinya. Setelah agak reda,baru saya dekati ulang dan membujuk kembali.
"Nak, kita masuk ya, pakai sandal nya dulu."
Dia hanya mengangguk kecil.
"Mau ummi gendong?"
Dia hanya menggeleng tanda tidak mau
"O Iya, tadi abi belikan roti tapi ziyad sudah tidur. Mau?"
"Roti apa ummi?"tanyanya mulai berbicara. Sayapun memperlihatkan roti sosis yang tadi dibelikan.
"Iya,mauka ini ummi"
"Ambilmi nak, untuk kita tadi abi belikan"
Alhamdulillah akhirnya dia kembali tenang. Hanya saja saya sangat menyesal karena tadi.sempat mengancam dan memarahinya. Hari ini kembali saya gagal mengendalikan emosi. Memang poin ini begitu sulit tapi insyaallah semoga saya bisa terus memperbaiki hari demi hari.
Amarah/emosi itu datangnya dari syaitan. Jadi kita yang harus mengendalikan agar pengaruhnya tidak.menambah rumit masalah. Harus banyak istighfar ketika emosi itu datang. Dan terus instrospeksi diri karena anak anak itu sebenarnya adalah gambaran diri kita sendiri,orangtuanya.
#level1
#day6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Rabu, 07 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang IIP #day5

Bismillah. Hari ini saya dan anak anak seperti biasa melalui rutinitas harian. Bangun tidur, mandi, makan, murojaah hapalan ziyad, bermain dan menyelesaikan tugas rumah tangga. Disela sela waktu, saya tadarrus Al quran. Dan biasanya anak anak datang mengganggu pas umminya lagi asyik tadarusan.
"Ummi,mauka minum/makan"
"Ummi,mauka main puzzle "(maksudnya dia mau diambilkan puzzle nya)
"Ummi,mauka berak/kencing"
"Ummi, lihat motorku"(sambil perlihatkan mainan motor barunya)
"Ummi, mauka beli coki coki, temanika beli di sakking (nama pemilik warung tetangga)
Itulah sederet permintaannya dikala saya tengah asyik dengan bacaan Alquran ku. Paling sering hal seperti ini memicu emosi tak stabil karena aktivitas saya mesti terhenti sejenak. Tapi jika kesadaran baik dan ingat bahwa inilah tugas utama saya mendampingi anak, maka persoalan beres. Tapi kalau lagi gagal fokus dan hilang kesadaran, semuanya jadi rumit,hehehe. Padahal sebenarnya sangat sederhana. Semua tergantung pengendalian emosi.
Apalagi hal ini terjadi saat kita dalam kondisi menikmati me time, rasanya kayak campur aduk begitu ya,hehehe. Akhirnya kita harus mengalah untuk melaksanakan keinginan anak atau memenuhi hajat mereka yang sudah tidak bisa ditunda lagi.
Hal inilah yang masih terus saya latih. Lulus hari ini belum tentu besok akan lulus. Tapi ini adalah proses panjang pembelajaran untuk komitmen melaksanakan komunikasi produktif, agar kita mampu memahami anak dan menyampaikan apa yang kita harapkan kepada mereka.
Semoga proses perbaikan dari hari ke hari semakin baik dan tetap banyak beristigfar karena begitu banyak kesalahan yang saya lakukan dalam proses belajar ini.
#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Selasa, 06 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang IIP #day4

Bismillah.
Hari ini ziyad dan nusaibah  bangun tidur kesiangan. Tapi seperti kebiasaan setiap pagi, saya langsung arahkan ziyad untuk murojaah hapalannya.
 Ziyad alhamdulillah sudah hapal  surah Al Fatihah, an nas, Al Falaq dan Al ikhlas karena sering diperdengarkan ketika bermain atau mau tidur. Alhamdulillah saya memang bercita-cita membiasakan anak-anak membaca Al-Quran dan menghapalkan nya. Semoga dengan membaca dan menghapalkannya, mereka akan terbiasa dan mencintai Al Qur'an serta bersemangat dalam mengamalkannya.
"Kakak ziyad,hari ini kita murojaah hapalan dulu ya" saya mengajak nya mengulang hapalan.
Dia hanya mengangguk tanda setuju. Setelah itu, mulailah dia membaca Al Fatihah,Al ikhlas, alfalaq dan Al ikhlas lalu saya bacakan surat Al lahab untuk menambah hapalan baru nya. Walaupun bacaan makhraj nya belum sempurna tapi insyaAllah kedepannya akan diperbaiki.
Dikesempatan yang lain, saya juga meminta nya mendengarkan untuk menambah hapalan walau dia sendiri sedang bermain atau tidak fokus, intinya memperdengarkan supaya dia terbiasa dan akhirnya lama kelamaan akan hapal dengan sendirinya.
Ziyad, dengarkan ummi ya, kita menambah hapalan dulu. Terkadang dia mengangguk saja sambil terus bermain, terkadang juga dia menolak dan mengatakan "jangan mi ummi, mauka dulu main". Jika demikian,biasanya, saya ambil jurus lain yaitu membujuk.
"Kita dengar sambil main saja kakak, kan mau jadi hafiz Al Qur'an"
"Kalau berhasil hapal,nanti ummi belikan coklat atau mainan"
Dan setelah itu, biasanya dia akan nurut dan tenang mendengar kan ayat-ayat Al Qur'an.
Di waktu lain lagi, kalau saya ajak mengaji atau murojaah dan kondisinya dia lagi ngantuk,biasanya metode apapun tidak berhasil karena anak-anak sudah tidak mampu menyimak dan berkonsentrasi. Saat seperti Ini, saya hanya bisa mengikut dan sabar karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Pada penerapan poin komunikasi produktif ini , saya menerapkan poin berbicara dengan ramah, mengendalikan emosi walau anak menolak.
Mengendalikan emosi memang gampang-gampang susah karena sangat dipengaruhi dengan kondisi emosi orang tua juga ketika menghadapi sang anak. Pasti beda rasanya ketika kita menghadapi konflik pada saat sedang santai dengan konflik ketika kondisi sibuk dan banyak kerjaan. Kalau lagi sibuk, tekanan nya juga meningkat, emosi jadi tidak stabil dan akhirnya anaklah yang jadi korbannya.
Atau bisa juga anak anaklah yang sedang rewel /emosi  (misal karena ngantuk, lapar, dll) dan terbentur dengan kepentingan kita untuk mendidik mereka. Ujung-ujungnya tetap kitalah orang tua yang harus mengendalikan emosi dan bersabar. Dan ini sungguh berat. Tapi insyaAllah bisa kita lakukan dengan ilmu. Semoga kita diberikan kesabaran yang ekstra menghadapi anak-anak kita karena ditangan merekalah masa depan agama dan bangsa akan dititipkan.
#level1
#day4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Senin, 05 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang #day3

Bismillah
Hari ini kembali challenge dilanjutkan. Kejadiannya pas ziyad lagi saya suruh mandi dan dia menolak karena mau nonton kartun kesukaannya.  Akhirnya terjadilah dialog untuk membujuk kakak agar segera mandi.
Kakak ziyad,ayo pergi mandi dulu nak, supaya segar Ki kalau main
Tidak mau ummi. Mauka main
Iye, bisaji main habis mandi,kan ziyad mau jadi anak sholeh kan? Anak Sholeh itu bersih, Makanya harus rajin mandi.
Tidak mauka mandi, mauka nonton Upin Ipin
Sesaat emosi ku mulai meningkat, tapi segera kutarik napas dan menyadarkan diri bahwa harus sabar menghadapi pikiran anak-anak yang tidak sama dengan orang dewasa.
Oiye kakak,kalau begitu ummi akan kasi nonton setelah kakak mandi. Kalau belum mandi, tv tidak boleh dinyalakan (sambil saya pasang muka serius)
Awalnya dia tidak terima dan tetap mau nonton tv. Tapi setelah saya paksa dan tegaskan tidak bisa nonton kalau belum mandi, akhirnya dia mengalah dan mau pergi mandi.
Alhamdulillah rasanya senang sekali kalau kakak mau nurut seperti ini. Poin komunikasi yang diterapkan antara lain mengendalikan emosi, memberi pilihan, fokus pada masa depan dan intonasi suara yang ramah.
 Hanya saja saya masih kebingungan dengan kebiasaan ziyad yang selalu mau nonton kartun. Hal ini karena kesalahan saya yang membiarkan dia terbiasa menonton sejak usia dini. Akhirnya sekarang saya yang kesulitan dalam mencari alternatif pengalihan perhatian agar dia tidak selalu mengarah ke nonton tv atau internet.
Pelajaran yang saya ambil hari ini  yaitu orang tua memang mesti sabar dalam mendampingi si kecil bermain agar dia dapat diarahkan ke kegiatan aktif dan tidak hanya terfokus pada kegiatan pasif seperti menonton ini. Intinya sabar menjadi pendidik utama anak kita.
Kedepannya saya ingin memperbaiki kebiasaan ziyad ini walau mungkin tantangan nya berat tapi insyaAllah bisa dengan izin Allah. Saya berharap ziyad bisa jadi hafidz dan tentu saja seorang hafidz tidak bisa terlalu sering.menggunakan gadget.
 Semoga semua orang tua di manapun berada diberi kemudahan untuk mendidik kebiasaan baik bagi anak-anaknya yang akan sangat mempengaruhi masa depan mereka dan menjadikan mereka anak-anak yang kuat menghadapi tantangan zamannya.  Aamiin.
#level1
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Minggu, 04 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang IIP #day 2

Hari ini saya kembali melanjutkan challenge komunikasi produktif, setelah sebelumnya berusaha menghapalkan beberapa poin komunikasi produktif kepada anak.
Adapun cerita hari ini adalah....
 Kemarin kakak tiba-tiba minta mau makan telur goreng sama nasi. Tapi entah kenapa, pas saya sudah ambilkan nasi, kakak plin plan dalam memilih telur goreng baru atau telur yang sudah dimakan sama adeknya.
Mauki apa nak, makan nasi sama telur?
Mauka telur yang ini ummi (sambil tunjuk telur punyanya adek yang tidak habis dimakan)
Kalau begitu,ummi Ambilkan nasi dulu di
Janganmi ummi, mauka telur goreng yang baru
Oiye tunggu saya goreng dulu
Janganmi, yang ini mi saja (sambil tunjuk lagi telur punya adeknya lagi)
Oiye, sinimi saya suap
Tidak mauka ummi,ini saja (sambil dia marah dan mengamuk)
Suasana jadi ricuh karena kakak tidak mau diam dan terima dengan perkataan ku tadi yang ingin menggorengkan telur yang baru. Dia marah dan menolak untuk disuap. Mungkin sangking laparnya, dia jadi emosi.
Kakak juga kelihatannya sudah mengantuk karena tidak sempat tidur siang. Saya pun mulai menggunakan poin komunikasi produktif yaitu mengendalikan emosi dan berbicara dengan suara rendah.
Jadi Mauki apa nak? Oiya ada biskuit saya belikan Ki tadi
Mukanya masih cemberut, tapi tetap saya bujuk bujuk dengan biskuit tadi
Lalu saya tawarkan lagi video hafidz supaya dia mau melupakan emosi nya yang tadi meluap
Wah ada hafiz cilik nak, MasyaAllah pintarnya,ziyad nanti juga mau seperti itu kan
Alhamdulillah akhirnya kakak mau nonton video dan melupakan sejenak insiden makan tadi. Saya berusaha mengalihkan perhatiannya dulu karena kalau dia ingat lagi masalah telur tadi, bisa bisa emosi nya kembali meluap. Saya pun tidak mengerti apa yang salah tadi tapi tampaknya dia sudah sangat lapar dan tidak mau menunggu lagi digoreng kan telur tapi dia bingung dan bilang mau telur baru lagi.
Pelajaran yang saya dapat bahwa anak-anak dalam kondisi sangat lapar dan ngantuk memang tidak bisa ditanggapi terlalu serius. Kitalah orang tua yang harus pandai-pandai menyikapi dan mengkomunikasikan dengan baik agar anak mau mendengar dan tidak emosi terus. Selain itu, alhamdulillah sudah ada sedikit kemajuan setelah mensetting dikepala tentang poin poin komunikasi produktif terhadap anak sehingga saya selalu mengingat bahwa anak-anak ini harus dihadapi dengan komunikasi yang baik dan dipahami cara berpikir mereka yang unik.
Semoga kedepannya bisa semakin baik dalam komunikasi dengan anak-anak karena disinilah awal penjagaan fitrah mereka untuk menjadi pemimpin dimasa depan. Semoga kita tidak meninggalkan mereka dalam keadaan lemah baik fisik maupun jiwanya. Aamiin.

#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 03 Juni 2017

Tantangan 10 hari kuliah bunda sayang IIP #day1

Bismillahirrahmanirrahim
Komunikasi produktif adalah sebuah keniscayaan dalam membangun peradaban pendidikann. Inilah kunci terbukanya informasi dan tersampaikan nya pengetahuan dari satu orang ke orang lain dalam komunitas, khususnya dalam hal ini komunitas kecil bernama keluarga.

Alhamdulillah saya sangat beryukur masih diberi kesempatan untuk mengikuti kuliah lanjutan bunda sayang Institut Ibu Profesional setelah sebelumnya telah menjalani program matrikulasi yang memuat gambaran menyeluruh proses pendidikan untuk menjadi ibu profesional dalam ruang lingkup universitas kehidupan ini.

Materi pertama telah tersampaikan dan masyaAllah begitu banyak kekurangan diri ini dalam melakukan komunikasi dalam keluarga khususnya anak-anak yang masih belum memiliki nalar yang sempurna. Dibutuhkan kesabaran dan mujahadah dalam membangun konsistensi pengamalannya.

Challenge 1 ini menjadi hal yang semoga menjadi pemicu dan penyemangat dalam pengamalan/action saya ke depan. Dari sebelas poin, sebenarnya semua bisa terintegrasi dengan baik jika dilakukan bersamaan. Tapi untuk challenge 10 hari ini,saya ingin fokus ke poin mengendalikan emosi karena inilah poin yang paling berat menurut saya.

Ziyad (3y8m) adalah anak laki-laki yang aktif bermain dan masih dalam tahap perkembangan psikis yang egosentris. Dia senang bermain bersama tapi belum bisa bermain bersama sama. Begitupun adiknya, nusaibah (1y2m) yang juga belum paham tentang bermain bersama sama ini.

Akhirnya sering sekali timbul bentrok antar keduanya yang tak jarang menghasilkan emosi tak stabil dari umminya😁.

Hari ini hari pertama challenge, ziyad kembali berulah. Dia sedang bermain puzzle ikan yang saya bantu menyusunnya dengan rapi. Nah, nusaibah tiba-tiba datang menghampiri sang kakak dan mulai mempereteli satu satu puzzle yang telah tersusun rapi tadi.

Maka murkalah sang kakak terhadap adiknya dan saya pun tidak bisa menghindari kekacauan yang timbul setelah nya, hehehe.

Karena ziyad tidak mau diam dan terus mengamuk, maka emosi saya pun naik. Saya tidak mampu berpikir jernih dan akhirnya memarahi sang kakak yang tidak mau berbagi.

"Kakak, adek pinjam mainannya sebentar saja"
"Tidak mauka, pokoknya perbaiki ki ummi"
"Tidak naambil ji adek nak, mau saja main main sebentar"
" Tidak mau, pokoknya tidak mau" ziyad terus mengamuk dan berteriak.
Akhirnya saya pun mengeluarkan kata-kata pamungkas, ancaman
"Kalau kakak ziyad tidak mau, ummi hukum nanti di kamar, tidak boleh keluar kamar"
Maka semakin menjadi lah tangisan nya.

Pada kondisi seperti ini, terkadang saya sadar bahwa sang kakak sebenarnya hanya mau mempertahankan hak nya (yaitu mainannya). Hanya saja, saya merasa bahwa sang kakak harusnya bisa berbagi dengan adeknya. Padahal nalar nya belum sampai disitu.

Akhirnya saya menghukum dengan kata-kata ancaman yang tidak seharusnya dilontarkan, saya menyesal. Tapi begitulah, penyesalan selalu belakangan. Sang kakak sudah terlanjur sedih dan marah. Butuh beberapa lama untuk menstabilkan emosi nya yang terlanjur meluap.

Saya pun hanya bisa menatap sedih sang kakak sedang adiknya sudah asyik dengan puzzle tadi.

Yah, beginilah tantangan hari pertama berakhir dengan kurang menyenangkan karena saya yang masih kurang dalam pengendalian diri dan masih perlu banyak introspeksi diri.

Malamnya saya membaca kembali materi kuliah pertama bunda sayang, komunikasi produktif, untuk mereview kembali apa yang salah. Ternyata saya baru menyadari bahwa semua poin itu memiliki keterkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri.

Misalnya dalam kasus tadi, harusnya saya bisa menerapkan poin kiss (keep itu short simple),  menunjukkan empati, intonasi suara yang rendah, memberi pilihan adek /kakak untuk main yang lain,serta memberikan kritikan dengan jelas.

Akhirnya saya memutuskan untuk menghapal dan melist satu satu poin tersebut dalam kepala agar jika timbul konflik selanjutnya,saya bisa menerapkan bukan hanya poin mengendalikan emosi tapi juga poin lain secara terintegrasi.

Saya juga meminta maaf kepada kakak atas sikap saya tadi, walaupun permintaan maaf ini sebenarnya sudah tidak terhitung untuk kesekian kalinya saya lontarkan.

Saya sedih tapi semoga Allah memudahkan diri ini untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya agar bisa mewujudkan cita-cita besar keluarga menjadikan anak-anak menjadi anak Sholeh Sholehah. Semoga Allah mudahkan,  allahumma aamiin.

#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip